Posted by : Unknown
Minggu, 26 Oktober 2014
Cinta.., banyak orang menyebut kata
ini dengan bermacam cara. Banyak yang menyanyikannya dalam senandung
sendu yang penuh warna, banyak ungkapan terukir dari kata ini. Berbagai
macam rasa pun ada karenanya, berbagai ekspresi terburai karenanya, ada
senang, sedih, bahagia ataupun penuh dengan kerinduan.
Cinta bisa datang dimana saja, kapan
saja, dengan siapa saja. Cinta itu terkadang indah tetapi juga terkadang
menyakitkan tergantung kepada yang merasakannya. Ketika hati tengah
berbunga bunga seolah senandung lagu disekitarku menyanyikan isi hatiku
dalam rupa warna, seolah menyindir hati yang tengah tersenyum karenanya.
Suara angin, dan dunia tempat kita melangkah seolah tersenyum bernyanyi
untuk ku.
Cinta
itu indah pada awalnya namun semakin lama semakin diriku terjatuh
kedalam lubang cinta yang semakin dalam maka akan menjadi sakit yang
meninggalkan luka. Ketika cinta itu datang, merasuk kedalam hati dan
merubahnya menjadi merah jambu seolah dunia mendukungnya, memprovokasi
agar menjadi semakin cinta. Ketika si dia yang ayu parasnya yang cantik
perangainya yang telah menumbuhkan virus virus dalam hati karena awal
pandangan yang tak terkendali itu terlihat tersenyum kepadaku (padahal
tidak;hanya perasaanku saja), menjadi panah asmara yang menyuntikkan
pupuk dan semakin menyuburkan tanaman cinta didalam hati yang kosong.
Dunia seolah semakin mendukung permainan ini, peristiwa peristiwa tak
terduga mempertemukan ku dengannya, entah sebuah kegiatan, atau kejadian
kejadian yang lain yang semakin memabukkanku dalam buaian cinta.
Semakin lama semakin indah kemudiian menjadi candu, seolah dirinya
bagaikan selinting ganja yang telah membuatku merasa terbang dan
mencandu akannya. Kadang aku bertanya dalam hati “apakah ini ujian
sebuah hati, ataukah ini memang sebuah takdir pertemuan dengan tulang
rusuk yang hilang?”
Semakin lama semakin merasuk mendarah
daging, rasa penasaranku tentangnya membuatku semakin mencari tahu
tentangnya. Semua tentangnya terlihat indah, tergambarkan didalam otakku
sebagai bidadari syurga yang melambai lambai menanti hadirku. Namun,
rasa itu hanya aku yang rasakan, aku seolah mengagumi permata yang
indah, dan permata itu tak pernah bisa memberikan balasan cinta yang ku
beri. Aku bukanlah seorang pangeran yang pandai bersilat lidah
dihadapannya, atau pandai bersandiwara membujuk rayu dalam rangkaian
kata indah atau uluran tangan dengan bingkisan bunga digenggaman. Aku
hanya bisa terdiam tak berkata, berbisik dalam hati “ayolah,
tenanglah..”, pori kulitku gerah untuk mengucurkannya, lidah menjadi
kelu dan otakku seolah berhenti bekerja. Waktu seolah terhenti sejenak
menjadi lebih lama, Aku hilang ingatan.
Ah.., akhirnya aku hanya bisa terduduk
dibangku sembari memalingkan mata namun hati ku seolah tak pernah bisa
berpaling darinya. Sampai kapan situasi seperti ini berakhir, akan kah
dia mengerti apa yang sedang ku rasa, apakah dia mengerti sebesar apakah
rasa ini.., Sampai kapan akhir ini usai, ketika ia tahu apa yang tengah
kurasa, dan ia merasa rasa ini terlalu berlebihan. Sampai kapan ia
mengabaikanku karena ku abai padanya., hingga akhirnya, akhir dari
cerita ini adalah ia menjauhi rasaku, berusaha menghapusku dari daftar
orang yang di kenalnya, sungguh menyakitkan..
Dan.. aku melewatkannya lagi.., aku telah
terjatuh ketika tengah berlari mengejarnya, dan meninggalkan lukan yang
membekas, kemudian yang tertinggal adalah tangisan hati yang sendu.
Lalu aku tersadar, duduk dan mencari obat untuk luka ini, lalu bangkit
kembali.., berlari mengejarnya yang indah.. bahkan lebih indah dari yang
telah menjatuhkanku kali ini.., Biarlah berkali kali aku yang terjatuh,
aku tak rela jika kalian yang terjatuh, perempuan perempuan yang indah,
semoga tak terjatuh dan tersakiti olehku. Aku yakin, diperhentian
terakhir, akan ada yang indah yang merangkulku dengan penuh senyum,
hingga finish terakhir.. Kematian..